Jakarta (ANTARA) - Legislator meminta pemberian bantuan kepada korban dan penanganan bencana hidrometeorologi yang melanda Sumatera Utara, tidak boleh terkendala birokrasi dan tidak boleh berbelit-belit.
"Kita sepakat bencana alam ini kan enggak bisa diukur, ya besok akan begini. Kita ketahui dampaknya yang begitu luas, menurut saya yang namanya undang-undangnya terbuka dan tidak harus berbelit-belit," kata Anggota Komisi III Hinca Panjaitan dalam diskusi Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) yang bertajuk "Bersatu Siapkan Langkah Antisipasi Potensi Bencana Alam", di Jakarta, Kamis.
Baca juga: SAR Jambi kirim 10 personel bantu penanganan banjir di Sumbar
Ia mengatakan bahwa dalam tiga hari terakhir, pihaknya terus berkomunikasi dengan keluarga dan sahabat di daerah Medan, Toba, Tapanuli, dan Sibolga untuk mengetahui kondisi terkini situasi bencana dan penanganan terhadap para korban.
"Kota Medan yang biasanya terutama aliran sungai yang menuju Belawan itu naik tinggi sekali. Kebetulan orang tua saya di sana. Ibu mertua saya terpaksa harus diungsikan siang ini, karena air sudah masuk ke rumah melebihi lutut. (Bencana ini) tidak pernah terjadi (sebelumnya) dan masih gelap di Kota Medan," kata Hinca Panjaitan.
Bencana di Sumut dengan dampak terbesar tercatat terjadi di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kota Sibolga, dan Kabupaten Mandailing Natal.
Beberapa wilayah mengalami longsor hingga puluhan titik serta banjir yang merendam permukiman dengan ketinggian air mencapai satu meter.
Hingga Kamis, Polda Sumatera Utara mengerahkan sebanyak 1.030 personel guna melakukan penanganan dampak bencana di 12 kabupaten/kota.
"Dalam upaya penanganan, kami mengerahkan 1.030 personel gabungan dari satuan wilayah, Direktorat Samapta, Satuan Brimob, bidang TIK, dan Bidang Dokkes," ujar Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan.
Baca juga: Puan minta pemerintah segera beri bantuan korban bencana di Sumut
Baca juga: Tanggap bencana erupsi Semeru, BRI Peduli salurkan bantuan bagi warga terdampak
Personel gabungan disebar ke seluruh titik bencana untuk melakukan, antara lain pendataan lokasi bencana, evakuasi warga terdampak, pendirian posko darurat dan penyaluran bantuan.
Penanganan juga berkolaborasi dengan pemerintah daerah, TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan lembaga terkait terus bergerak bersama masyarakat untuk mempercepat penanganan.
"Kolaborasi antar-pemangku kepentingan menjadi kunci percepatan penyelamatan," kata Ferry Walintukan.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































