Komunikasi keluarga berperan tekan pengaruh konten negatif pada anak

1 day ago 6

Jakarta (ANTARA) - Psikolog Klinis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wangaya Kota Denpasar, Bali Nena Mawar Sari S.Psi., Psikolog, Cht menyampaikan komunikasi keluarga terutama orang tua berperan penting dalam menekan pengaruh konten negatif di internet pada anak.

"Menekannya kembali lagi kalau misalkan di luar sana apa pun menunya kita bersaing dengan apa yang ada di dalam rumah. Dalam artian bagaimana bentuk komunikasi dengan orang tuanya di rumah," kata Nena saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Rabu.

Nena menilai internet dan media sosial bisa menjadi sarana yang bermanfaat tergantung pada bagaimana menggunakannya. Namun, jika dipergunakan secara berlebihan akan membawa dampak yang tidak baik, seperti memicu kenakalan remaja hingga pergaulan bebas pada anak.

Menurut dia, pengaruh negatif dari internet dan media sosial yang memicu kenakalan remaja lantaran beredarnya konten-konten yang tidak disaring dengan baik.

Baca juga: Pemerintah dorong platform ikut skrining konten negatif

"Konten pembulian, konten yang berbau pornografi, dan juga tentang bagaimana orang boleh nge-roasting atau berbicara kasar dengan teman-temannya. Nah itu yang memicu kenakalan remaja," ujarnya.

Sementara munculnya pergaulan bebas pada anak dari pengaruh buruk internet, menurut Nena, lantaran kemudahan mengakses aplikasi yang memicu sebagai sarana bisa bertemu dengan orang asing, seperti aplikasi kencan.

Hal itu membuat anak bisa menjadi menormalisasi untuk ketemu dengan orang asing, kemudian bertransaksi hingga bertukar informasi tentang hal-hal yang negatif, seperti balap liar, pornografi, narkoba, dan lain sebagainya.

Menurut Nena, anak-anak yang sering terlibat dalam kenakalan remaja atau kekerasan karena tidak merasa memiliki tempat aman di rumah. Sementara, bentuk perhatian dan komunikasi yang baik dari orang tua, anak akan lebih cenderung mampu menolak ajakan untuk mencoba dari bahaya konten negatif di luar rumah.

Baca juga: Psikolog: Media sosial sebaiknya digunakan untuk hal-hal positif

"Apa pun yang ada di luar sana kita gak bisa kontrol. Tapi dengan kasih sayang dan perhatian penuh dari orang tua dan komunikasi yang baik, buat anak-anak itu menjadi lebih punya filter. Misalnya dia ditawari konten pornografi atau ditawari narkoba, dia akan berpikir 'kayaknya orang tua saya gak setuju deh kalau saya melakukan itu'," imbuhnya.

Nena juga menyampaikan tanda-tanda yang perlu diwaspadai orang tua ketika anak mulai terpengaruh konten negatif adalah biasanya mereka mengurangi untuk berkomunikasi, beraktivitas, penurunan nilai, lebih senang di kamar, hingga merasa emosional jika jauh dari gawainya.

Kemudian, ada tanda perilaku-perilaku psikologis lainnya yang perlu diperhatikan pada anak seperti lebih mudah emosional, lebih mudah marah, tidurnya tidak baik, insomnia.

Dalam menekan pengaruh konten negatif internet pada anak, Nena juga mendorong kolaborasi lintas sektor untuk memperbanyak konten edukatif yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Baca juga: Wamenkomdigi ajak kreator konten sampaikan pesan positif dan etis

Nena menyarankan dengan menanamkan pada anak nilai-nilai spiritual, keagamaan yang menjadi pondasi yang kuat di rumah seperti makna sila pertama Pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa.

Kemudian, memberikan contoh pada anak bahwa internet itu juga sebagai sarana untuk kita berbagi kasih, memberikan informasi yang baik yang tercermin dalam sila kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

"Sila-sila dari Pancasila yang lainnya itu menjadi alat pemersatu, kemudian juga bisa menjadi alat berdiskusi. Saya harapkan semoga konten-konten untuk remaja itu lebih banyak adalah hal-hal edukatif," ujarnya.

Lebih lanjut, Nena menyoroti pentingnya regulasi hukum yang lebih jelas dalam menangani perundungan melalui konten negatif di internet maupun di media sosial.

"Supaya pembulian tidak hanya secara fisik, tapi juga secara mental melalui konten negatif dan lain sebagainya itu bisa ditekan melalui Undang-Undang ITE yang lebih jelas lagi," kata dia.

Baca juga: Kemkomdigi tangani 380 ribu konten pornografi hingga 18 Mei 2025

Baca juga: Kemkomdigi audit sistem pengendalian konten negatif

Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |