Prof Didin Hafidhuddin ingatkan alasan Islam pentingkan berkurban 

17 hours ago 5

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Prof. Dr. KH Didin Hafidhuddin mengingatkan alasan agama Islam mementingkan semangat berkurban salah satunya karena merupakan bukti syukur kepada Allah SWT.

"Pertama, bukti rasa syukur kita pada Allah SWT, cinta kita pada sesama manusia karena cinta pada sesama manusia bagian penting dari keimanan," ujar dia saat menjadi khatib Shalat Idul Adha di Masjid Fatahillah, Balai Kota Jakarta, Jumat.

Didin menyampaikan semangat berkurban ini dalam artian setiap Idul Adha dan di sisi lain yakni mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

Dalam artian setiap Idul Adha, sambung dia, pentingnya kaum Muslimin yang mampu untuk melaksanakan Idul Kurban ini, sampai-sampai Nabi Muhammad SAW mengatakan dalam sebuah hadis bahwa, "Barangsiapa yang punya keleluasaan harta tapi dia tidak mau berkurban, tidak ada niat untuk menyembelih hewan kurban, jangan dekat-dekat pada mushala kami".

Artinya, kata dia, ada semacam isolasi sosial yang dicanangkan Rasulullah SAW dari dulu sampai sekarang.

Sementara dari sisi mendahulukan kepentingan orang lain, seperti yang dicontohkan sahabat Nabi Muhammad SAW.

Kala itu, kaum Muhajirin yang memiliki masalah, didukung sepenuhnya oleh sahabat Anshor yang memunculkan dimensi kesatuan dan persatuan, dimensi kekuatan soliditas antara satu dan yang lain.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus Direktur Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIK) Bogor, Prof. Dr. KH Didin Hafidhuddin saat memberikan khotbah Shalat Idul Adha di Masjid Fatahillah, Balai Kota Jakarta, Jumat (6/6/2025). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa

Didin menyampaikan, selanjutnya, semangat berkurban dan berbagi pada sesama manusia terutama pada orang-orang beriman akan mengundang rahmat dan pertolongan Allah SWT, menjaga harta, dan menyembuhkan segala macam penyakit sosial.

Dia lalu mengatakan, semangat berkurban akan melahirkan sifat amanah, jujur, menyayangi sesama dan apabila sifat amanah ini terus dijaga, maka akan menurunkan rahmat dari Allah SWT.

"Satu komunitas di Jakarta misalnya, kita bangun bersama dengan semangat berkurban. Apa yang terjadi? Akan turun rahmat dari Allah. Bukan semata-mata didekati dengan pendekatan rasional, tetapi pendekatan rohani, spiritual," jelas dia yang menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIK) Bogor itu.

Didin berharap semangat berkurban yang digariskan oleh agama pada setiap Idul Adha menjadi kekuatan yang memberikan motivasi bagi Muslim, kekuatan untuk mempersatukan, mengundang rahmat dari Allah SWT.

Baca juga: Golkar: Semangat berkurban untuk menjadi teladan para kader

Baca juga: Semangat berkurban di Aceh tak surut karena COVID-19

Baca juga: Syariat berkurban tingkatkan sikap antikorupsi

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |