Sabalenka hentikan dominasi Swiatek untuk capai final Roland Garros

17 hours ago 8

Jakarta (ANTARA) - Aryna Sabalenka mengakhiri dominasi Iga Swiatek di Roland Garros, mengalahkan juara bertahan itu dalam pertandingan semifinal French Open.

Sabalenka, juara tunggal Grand Slam tiga kali dan runner-up dua kali, kini melaju ke final Grand Slam pertamanya di lapangan tanah liat.

"Saya sangat senang dengan kemenangan hari ini dan mengalahkan Iga di Roland Garros," kata Sabalenka usai kemenangannya, dikutip dari WTA, Jumat.

"Ini sesuatu yang luar biasa dan sesuatu yang sangat saya banggakan, dan ya, senang bisa melewati pertandingan yang sulit ini."

Sabalenka membutuhkan waktu dua jam dan 19 menit untuk memutus rekor 26 kemenangan beruntun juara empat kali Swiatek di ajang tersebut.

Swiatek meraih gelar pertamanya di Roland Garros pada 2020, lalu memenangi tiga gelar berturut-turut dari 2022 hingga tahun lalu. Rekor menang-kalah Swiatek di Roland Garros kini berada di angka 40-3.

Namun, Sabalenka jelas berada di puncak klasemen saat ini, baik di ajang WTA maupun Grand Slam. Kemenangannya atas Swiatek merupakan kemenangan ke-40nya di babak utama musim ini, dan ia telah memenangi lima pertandingan semifinal Grand Slam terakhirnya.

Faktanya, ini adalah pertemuan Grand Slam kedua antara Sabalenka dan Swiatek. Swiatek meraih kemenangan tiga set atas Sabalenka di semifinal US Open 2022, dalam perjalanannya meraih satu gelar Grand Slam di lapangan keras.

Baca juga: Alcaraz hanya kalah lima gim untuk melaju ke semifinal Roland Garros

Swiatek memasuki pertandingan dengan keunggulan head-to-head 5-1 atas Sabalenka di lapangan tanah liat kesayangan petenis Polandia itu, tetapi ini adalah tahun pertama sejak 2020 di mana Swiatek memasuki Roland Garros tanpa memenangi gelar di lapangan tanah liat.

Cerita berbeda untuk Sabalenka yang telah memenangi tiga gelar, termasuk gelar Madrid ketiga di lapangan tanah liat, dan mencapai tiga final lainnya tahun ini saat memasuki Paris. Kini, ia telah mencapai enam final Grand Slam selama tahun 2020-an -- satu lebih banyak dari Swiatek.

"Ini akan berarti segalanya bagi saya dan tim karena saya harus mengatakan bahwa hampir sepanjang hidup saya, saya telah diberi tahu bahwa lapangan tanah liat bukan bidang saya dan kemudian saya tidak memiliki kepercayaan diri," kata Sabalenka.

"Dan di masa lalu, saya tidak tahu sudah berapa tahun, kami telah mampu mengembangkan permainan saya begitu banyak, jadi saya merasa sangat nyaman di permukaan ini dan benar-benar menikmati bermain di lapangan tanah liat. Jika saya bisa mendapatkan trofi ini, itu akan sangat berarti bagi kami."

Sabalenka kini menjadi petenis putri pertama yang mencapai final tunggal dalam tiga ajang Grand Slam berturut-turut (US Open 2024, Australian Open 2025, dan French Open) sejak Serena Williams (Australian Open, French Open, dan Wimbledon, semuanya pada tahun 2016).

Baca juga: Swiatek tekuk Svitolina untuk jumpa Sabalenka di semifinal French Open

Baca juga: Sabalenka kalahkan Zheng untuk capai semifinal Roland Garros

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |