Kemenkes dorong pengenalan gejala penyakit langka dengan CKG

7 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mendorong masyarakat untuk mengenali gejala penyakit langka dengan memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG).

“Apa yang kita lakukan adalah mengenali gejala, sekarang sudah sangat baik kita punya program untuk pemeriksaan kesehatan gratis atau CKG, mulai dari bayi baru lahir sampai lansia kita lakukan pemeriksaan atau cek screening, bahkan pada anak-anak itu kan tumbuh kembangnya diperiksa dan lainnya. Jadi diharapkan bisa mendapatkan (hasil), walaupun memang bukan spesifik,” katanya saat menghadiri diskusi mengenali Neurofibromatosis Tipe 1 (NF1) di Jakarta, Rabu.

Nadia mengatakan penyakit langka seperti Neurofibromatosis tipe 1 memang tidak spesifik dapat dikenali gejalanya dari pemeriksaan CKG, namun program ini bisa menyasar kepada 8-10 persen masyarakat yang tidak pernah mengakses layanan kesehatan.

Baca juga: Menkes: 5,3 juta orang sudah ikuti CKG

Diharapkan dengan mengikuti CKG bisa memperoleh hasil pemeriksaan kesehatan yang nantinya dimungkinkan dapat membantu mendeteksi penyakit langka NF1.

Nadia mengatakan CKG dapat membantu mendapat hasil pemeriksaan yang lebih spesifik seperti gejala sindrom hipotiroid kongenital, kelainan saluran empedu, penyakit jantung pada anak-anak, talasemia dan diabetes melitus pada anak.

“Kalau neurofibromatosis kan tidak ada gejalanya, tidak tahu awalnya seperti apa dengan program CKG ini kita bisa lebih menjangkau masyarakat yang tadinya tidak pernah ke faskes pelayanan kesehatan, karena tidak pernah merasa sakit atau merasa tidak apa-apa, itu yang bisa kita lakukan,” katanya.

Baca juga: Kejar target, Menkes sasar 200 ribu sekolah lakukan CKG mulai Juli

Nadia mengatakan Kemenkes telah mengembangkan fasilitas terkait pengembangan inovasi analisa genomik pada penyakit langka, di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Sardjito, Yogyakarta. Diharapkan fasilitas yang masih tahap awal ini dapat membantu mencari penyebab dan mendeteksi penyakit langka lebih baik lagi.

Kemenkes juga bekerja sama dengan pihak swasta dalam edukasi dan sosialisasi untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar lebih mengenal penyakit langka.

“Jadi ini yang kita lakukan edukasi sosialisasi dengan tentunya bersama dengan para stakeholder, bersama juga teman-teman media dan dari sisi layanan memang belum masuk menjadi prioritas tapi untuk pemeriksaan genetik yang bisa kita kembangkan bersama dengan tentunya para ahlinya,” kata Nadia.

Baca juga: Kemenkes upayakan pemenuhan dental unit di 865 puskesmas pada 2025

Baca juga: Wapres Gibran pastikan pemerataan akses kesehatan hingga pelosok

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |