Semarang (ANTARA) - Dewan Pertahanan Nasional (DPN) memberikan perhatian atas pertahanan nonmiliter di Jawa Tengah, sebab wilayah di provinsi tersebut rawan terjadi bencana alam.
“Jawa Tengah menjadi salah satu daerah yang kami sasar dalam rangka sosialisasi kebijakan umum ketahanan negara,” kata Deputi Geostrategi DPN Mayjen TNI Ari Yuliyanto, saat kunjungan kerja, di Semarang, Kamis.
Menurut dia, bentuk ancaman terhadap ketahanan nonmiliter, di antaranya seperti penyalahgunaan teknologi informasi, narkoba, perdagangan manusia, dan bencana.
"Kami melihat potensi ancaman di Jawa Tengah lebih banyak ke bencana alam. Ini sangat menonjol di Jawa Tengah," katanya.
Karena, itu, ia menilai pertahanan nonmiliter dinilai penting sebagai upaya menghadapi ancaman nonmiliter.
Bencana menjadi ancaman dalam pertahanan nonmiliter karena ancamannya tidak menggunakan senjata militer, tetapi dapat membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.
Oleh karena itu, DPN akan melakukan sosialisasi kebijakan umum ketahanan negara di Jateng, yang melibatkan TNI, Polri, dan pemerintah daerah.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sumarno memberikan apresiasi terhadap kegiatan sosialisasi yang akan dilaksanakan oleh DPN.
Menurut dia, peran Jateng yang ditetapkan sebagai penyangga pangan nasional, sekaligus industri membutuhkan sinergi berbagai pihak, termasuk DPN.
Ia juga berharap sosialisasi yang dilakukan DPN memberikan motivasi kepada seluruh komponen di Jateng agar dapat menjaga situasi kondusif dan selalu adem ayem dari kegaduhan fisik.
"Lebih baik energinya dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Baca juga: DPN siap beri masukan ke presiden soal penanganan bencana alam
Baca juga: Prabowo tekankan pentingnya pertahanan Negara dalam sidang perdana DPN
Baca juga: Bahlil ungkap rapat DPN bahas tata kelola SDA dan perkuat PT Timah
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































