Banda Aceh (ANTARA) - Bupati Aceh Utara Ismail A Jalil mengaku meminta bantuan kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk pemulihan kembali jaringan komunikasi yang padam total akibat banjir yang melanda daerah itu.
"Bupati sudah menghubungi langsung Wamenkomdigi, Nezar Patria untuk pemulihan jaringan komunikasi yang menghambat informasi penanganan bencana," kata Juru Bicara Pemkab Aceh Utara Muntasir Ramli dihubungi di Banda Aceh, Sabtu.
Baca juga: PGE salurkan bantuan untuk korban banjir di Aceh Utara dan Lhokseumawe
Ia menjelaskan gerak cepat yang diambil untuk mempercepat penanganan tanggap darurat, salah satunya menghubungi langsung Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi RI).
Bupati Aceh Utara yang akrab disapa Ayah Wa melaporkan bahwa jaringan komunikasi di wilayah Aceh Utara dan sekitarnya mengalami blackout (pemadaman total) akibat bencana banjir bandang yang melanda sejak Rabu, 26 November 2025.
Laporan tersebut disampaikan langsung kepada Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria untuk memohon bantuan segera dalam pemulihan.
"Jaringan lumpuh, penanganan bencana terhambat, gangguan jaringan skala besar ini yang dikonfirmasi oleh Komdigi telah menyebabkan 799 site telekomunikasi di Aceh mati dan menimbulkan dampak yang sangat kritis pada operasi penanganan bencana di Aceh Utara," katanya.
Ia mengatakan keterlambatan proses evakuasi dan penyelamatan korban, karena putusnya jalur koordinasi antara tim SAR dan pusat komando.
Baca juga: Kemenhub pulihkan layanan transportasi akibat bencana Sumatera-Aceh
Baca juga: Jubir: korban banjir mengungsi di 35 titik di Aceh Utara
Putusnya jalur komunikasi juga menghambat dalam pendataan jumlah pengungsi, estimasi kerusakan infrastruktur, serta kendala dalam distribusi logistik bantuan tepat sasaran.
"Tadi sudah kami laporkan langsung ke Pak Wamen Nezar Patria agar segera membantu pemulihan saluran komunikasi di wilayah Aceh Utara dan sekitarnya. Beliau langsung merespons cepat dan menerjunkan tim untuk melakukan pemulihan," kata Muntasir.
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































