Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan tiga pertimbangan utama terkait keputusan pemangkasan suku bunga acuan (BI-Rate) menjadi 5,5 persen yakni inflasi yang rendah, rupiah yang stabil, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Pertimbangannya, pertama, inflasi rendah. Kedua, stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga. Dan ketiga, turut mendorong pertumbuhan ekonomi, bersinergi erat dengan kebijakan-kebijakan fiskal maupun kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya dalam Astacita," kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu.
Dari sisi inflasi, BI memandang bahwa inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2025 terjaga dan mendukung stabilitas perekonomian.
IHK April 2025 mengalami inflasi sebesar 1,95 persen year on year (yoy).
Baca juga: Rupiah menguat seiring penurunan BI-Rate
BI meyakini ke depan inflasi terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada 2025 dan 2026. Inflasi inti diprakirakan terjaga dan inflasi volatile food (VF) juga diprakirakan terkendali.
Dari sisi nilai tukar rupiah, Perry mengatakan nilai tukar rupiah tetap stabil dan cenderung menguat. BI juga menjalankan kebijakan-kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, termasuk melakukan intervensi non-delivery forward (NDF) di pasar luar negeri yaitu Hong Kong, Eropa, dan Amerika secara terus-menerus.
Baca juga: BI proyeksi The Fed pangkas suku bunga dua kali tahun ini
Sementara itu, ketidakpastian perekonomian global sedikit mereda adanya kesepakatan sementara antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok untuk menurunkan tarif impor selama 90 hari.
Perry mengatakan hal ini merupakan indikator yang positif.
Meski begitu, kesepakatan antara AS dan Tiongkok ini hanya bersifat sementara sehingga perlu tetap waspada terhadap kemungkinan ke depan.
Sebelumnya, proyeksi April 2025 memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini turun menjadi 2,9 persen.
Dengan perkembangan AS-Tiongkok terbaru, pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan menjadi 3 persen.
Sedangkan untuk ekonomi dalam negeri, BI memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 berada dalam kisaran 4,6-5,4 persen, sedikit lebih rendah dari kisaran prakiraan sebelumnya 4,7-5,5 persen.
Baca juga: BI pangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps jadi 5,5 persen
Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menambahkan bahwa momentum penurunan BI-Rate pada bulan ini tepat apalagi mengingat total inflow pada Mei 2025 sudah mencapai sekitar Rp20,63 triliun, yang didominasi inflow ke Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp10 triliun.
"Jadi ini juga membuat kami confidence untuk menurunkan suku bunga BI-Rate pada RDG hari ini," kata Destry.
Baca juga: Pemangkasan BI-rate dinilai tepat untuk dukung perekonomian domestik
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025