Banyumas dorong UMKM kembangkan produk turunan berbahan minyak sawit

2 weeks ago 8

Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di wilayah itu memanfaatkan potensi bahan baku minyak sawit untuk menghasilkan berbagai produk turunan yang bernilai tambah tinggi dan berpeluang memperluas pasar.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinnakerkop-UKM) Kabupaten Banyumas Wahyu Dewanto di Purwokerto, Banyumas, Senin, mengatakan pemanfaatan minyak sawit sebagai bahan baku produk hilirisasi masih belum banyak diketahui para pelaku UMKM, padahal potensinya sangat besar.

“Minyak sawit ini bisa digunakan untuk memproduksi lilin, aromaterapi, hingga beberapa produk makanan. Ini peluang luas yang perlu dikenalkan kepada teman-teman UMKM,” katanya dalam Workshop Jurnalis Promosi UMKM Sawit yang digelar Majalah Sawit Indonesia bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).

Ia menilai pelibatan jurnalis dalam kegiatan sosialisasi sawit sangat tepat karena dapat membantu menginformasikan peluang usaha tersebut secara lebih luas.

Dari sekitar 90 ribu UMKM di Banyumas, kata dia, sebagian besar bergerak di sektor kuliner, namun tidak sedikit yang bergerak di bidang kerajinan sehingga sangat mungkin memanfaatkan bahan baku tersebut.

Menurut dia, pemerintah siap mendorong pengembangan usaha sekaligus memberikan dukungan pemasaran jika pelaku UMKM mulai mengadopsi bahan baku turunan sawit dalam produksi mereka.

“Kalau nanti masing-masing mengenal dan masuk ke usaha itu, ini potensi luar biasa. Tugas jurnalis juga penting untuk memberikan literasi dan edukasi bagi UMKM,” kata Wahyu.

Sementara itu, Pimpinan Redaksi Majalah Sawit Indonesia Qoyyum Amri mengatakan produk turunan sawit memiliki potensi besar bagi pengembangan usaha kecil menengah (UKM) karena telah digunakan secara luas di berbagai daerah dan bahkan merambah pasar ekspor.

Oleh karena itu, kata dia, kegiatan Workshop Jurnalis Promosi UMKM Sawit tersebut bertujuan memperkenalkan serta memperluas jejaring pelaku UMKM sekaligus mendorong penguatan produk-produk berbahan dasar sawit.

Menurut dia, informasi mengenai perkembangan pelaku maupun ragam produk UMKM sawit perlu terus disebarluaskan melalui berbagai kanal media agar manfaatnya semakin dirasakan masyarakat dan pelaku usaha.

"Kami ingin membantu memperkuat peranan UKM bagi sektor industri maupun nasional. Kami ingin mendukung perkembangan produk UKM melalui pemberitaan media," katanya.

Ia mengatakan persebaran UMKM berbahan dasar sawit terdapat di berbagai daerah, antara lain Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Yogyakarta, Banten, serta Jawa Tengah, dan Purwokerto menjadi salah satu titik penting dalam rantai pengembangan produk turunan komoditas tersebut.

Menurut dia, penggunaan produk-produk turunan sawit kini sangat luas dan mencakup sekitar 32 jenis produk, mulai minyak goreng, rendang sawit, hingga abon.

Bahkan, kata dia, saat sekarang telah ada pelaku UMKM di Baturraden, Kabupaten Banyumas, yang memanfaatkan jelantah sawit sebagai bahan baku pembuatan lilin aroma.

"Ada UMKM Berkah Kita yang kemarin ada permintaan dari China tapi karena masih proses pengembangan jadi masih tertunda," katanya.

Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) BPDP Helmi Muhansyah mengatakan industri sawit masih menjadi salah satu penopang pendapatan negara paling stabil.

Ia menilai kampanye negatif dari luar negeri perlu dilawan dengan fakta dan diseminasi informasi yang benar.

“Berita bohong yang disampaikan terus-menerus bisa dianggap kebenaran. Itu seperti teori propaganda Goebbels. Karena itu, kita harus melawannya dengan fakta,” katanya.

Menurut dia, persepsi publik kini menjadi indikator kinerja utama (KPI) BPDP, sehingga lembaga tersebut berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang berbagai kebaikan sawit melalui edukasi dan publikasi.

Lebih lanjut, dia mengatakan inovasi turunan sawit terus berkembang, mulai dari rompi, batik sawit, hingga produk kecantikan.

Bahkan, kata dia, salah satu perajin batik sawit di Yogyakarta mencatat lonjakan omzet dari ratusan juta menjadi miliaran rupiah per bulan.

Selain itu, lanjut dia, BPDP juga menargetkan mendorong sedikitnya 1.000 UMKM perkebunan agar naik kelas.

“Batik sawit dulu omzetnya ratusan juta, sekarang miliaran. Ini bukti UMKM perkebunan bisa tumbuh bersama BPDP,” katanya.

Baca juga: Sejumlah kalangan sebut peluang pemanfaatan sawit untuk produk UMKM

Baca juga: BPBD perkuat ekosistem perkebunan sawit lewat pemberdayaan UMKM

Baca juga: Astra Argo ajak generasi muda majukan produk lokal ke pasar global

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |