Analis nilai lonjakan harga Bitcoin dipengaruhi rendahnya inflasi AS

4 days ago 4

Jakarta (ANTARA) - Analis Reku Fahmi Almuttaqin menilai, lonjakan harga Bitcoin yang hari ini sempat menyentuh 104.700 dolar AS dipengaruhi serangkaian sentimen positif, terutama data inflasi indeks harga konsumen (CPI) AS yang lebih rendah dari perkiraan.

Ia mengatakan terdapat optimisme investor di pasar kripto dan saham AS yang turut dipicu oleh laporan inflasi CPI yang menunjukkan penurunan ke 2,3 persen, lebih rendah dari ekspektasi ekonom di 2,4 persen, serta merupakan angka terendah sejak 2021.

“Terlepas dari ketidakpastian terkait dampak kebijakan dagang Presiden Trump yang masih membayangi, perkembangan tersebut menggambarkan kondisi ekonomi AS yang masih cukup solid,” kata Fahmi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Faktor lain yang turut memengaruhi yakni pernyataan optimistis dari Presiden Trump, serta berita bahwa Coinbase resmi bergabung dengan indeks S&P 500. Alhasil, harga Bitcoin sempat menyentuh 104.700 dolar AS, mendekati level 105.000 dolar AS.

Sementara Ethereum sempat melonjak 9 persen ke 2.700 dolar AS, memimpin kenaikan altcoin lainnya.

Saham AS seperti Coinbase (COIN) pun meroket 24 persen karena diprediksi akan menerima aliran dana baru hingga 16 miliar dolar AS dari perusahaan-perusahaan pengelola dana yang mengikuti indeks S&P 500.

Sementara itu, pasar saham AS juga ditutup menguat pada Selasa (13/05), dengan S&P 500 naik 0,7 persen dan mencatat kinerja positif untuk tahun ini, pertama kalinya sejak Februari.

Menghijaunya pasar Saham AS ini didorong oleh lonjakan saham teknologi seperti Palantir (+8,1 persen), Super Micro Computer (+16 persen), Tesla (+4,9 persen), dan Nvidia (+5,6 persen).

Nasdaq pun turut menguat 1,6 persen. Sementara itu, Dow Jones turun 0,6 persen akibat penurunan saham UnitedHealth sebesar 18 persen setelah CEO-nya mengumumkan pengunduran diri

Dari sisi kebijakan, kesepakatan dagang terbaru AS dengan Inggris dan China, serta pelonggaran tarif barang bernilai rendah dari China, turut memberi sinyal positif bagi pasar.

Meski demikian, investor terlihat masih cukup berhati-hati di tengah tren positif yang terjadi saat ini, terlihat dari kenaikan harga emas sebagai aset lindung nilai sebesar 0,6 persen ke 3.240,30 dolar AS.

"Investor tradisional AS juga terlihat melakukan profit taking dan hold pada investasi Bitcoin mereka yang direfleksikan oleh aliran dana masuk neto pada instrumen ETF Bitcoin spot sebesar -91,4 juta dolar AS pada Selasa kemarin, menyudahi tren netflow positif beruntun pada instrumen tersebut selama empat hari sebelumnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Fahmi menjelaskan pasar mungkin akan membutuhkan katalis baru untuk melanjutkan reli yang ada saat ini.

Meskipun tren positif yang ada khususnya di pasar kripto masih terlihat cukup solid, area harga 106.000 dolar AS berpotensi menjadi resistance yang cukup sulit untuk dilewati di tengah potensi kenaikan inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat kebijakan tarif Trump yang masih membayangi optimisme pasar saat ini.

“Perkembangan lebih lanjut terkait kebijakan perdagangan AS yang lebih akomodatif terhadap pertumbuhan ekonomi, disahkannya kebijakan pro-kripto AS yang memiliki dampak signifikan, serta optimisme The Fed untuk menurunkan suku bunga, merupakan beberapa contoh potensi katalis baru yang mungkin dapat berkembang ke depan,” imbuh Fahmi.

Melihat situasi yang ada, terdapat beberapa opsi yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh para investor sesuai dengan preferensi dan tujuan investasinya masing-masing.

“Bagi investor yang cenderung konservatif, situasi saat ini dapat dimanfaatkan untuk mengamankan profit baik sebagian maupun keseluruhan sambil memantau perkembangan lebih lanjut untuk melakukan entry," katanya.

Sedangkan, lanjut Fahmi, bagi para investor yang memiliki tujuan jangka panjang, strategi hold atau bahkan buy more seperti yang dilakukan oleh Strategy dengan pembelian Bitcoin senilai 1,34 miliar dolar AS baru-baru ini menjadi opsi yang tidak kalah menarik.

Investor juga dapat mendiversifikasikan aset kripto maupun saham AS dengan kapitalisasi dan performa tinggi untuk mengoptimalkan strategi.

Fahmi menjelaskan, saat ini sudah terdapat fitur yang memudahkan berinvestasi ke aset kripto dan saham AS potensial.

Misalnya di fitur Packs di Reku, investor bisa berinvestasi pada berbagai kripto blue chip dan ETF saham AS.

"Terlebih, fitur Packs yang dilengkapi dengan sistem Rebalancing akan membantu investor menyesuaikan alokasi investasinya sesuai dengan kondisi pasar secara otomatis. Dengan begitu, strategi diversifikasi dapat lebih mudah, praktis, dan optimal,” jelasnya.

Baca juga: OJK sebut tiga pedagang aset kripto domestik terafiliasi luar negeri

Baca juga: OJK kaji potensi Exchange-Traded Fund berbasis kripto di Indonesia

Baca juga: Kontribusi pajak Indodax Rp463,2 miliar selama 2023 hingga Maret 2025

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |