Jakarta (ANTARA) - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tambolaka di Nusa Tenggara Timur (NTT) memberdayakan petani lokal untuk memacu perekonomian dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala SPPG Tambolaka Christian Chandralitya Reski Leteboro dalam keterangan resmi di Jakarta, Ahad, menyampaikan bahwa semua kebutuhan dapur dipasok dari wilayah sendiri.
"Untuk semua makanan kita menggunakan bahan baku dari lokal. Artinya, bahan baku MBG yang kita berikan sebagai menu di SPPG Tambolaka ini, kita memanfaatkan petani, peternak, dan pengusaha-pengusaha lokal yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya," katanya.
Menurut Christian, langkah ini merupakan strategi pemberdayaan mulai dari tingkat kecamatan hingga kabupaten untuk pemerataan peningkatan ekonomi masyarakat lokal.
Baca juga: Ibu hamil di Sumba Barat Daya berbagi cerita manfaat program MBG
Baca juga: Jajaran Lanud Husein Sastranegara produksi sayur berkualitas untuk MBG
"Sebisa mungkin kita memberdayakan di kecamatan, jika tidak bisa kita dapatkan di kecamatan, maka kita memanfaatkan di dalam kabupaten Sumba Barat Daya,” katanya.
Meski masih ada tantangan, utamanya dalam hal pasokan sayur dalam jumlah besar, namun hal tersebut justru membuka ruang kolaborasi dengan pemerintah desa dan dinas terkait untuk memotivasi petani agar lebih percaya diri menanam karena pasarnya sudah lebih jelas untuk Program MBG di SPPG.
"Karena pasarnya sudah jelas untuk dapur SPPG yang siap untuk menampung hasil tani atau ternak dari penduduk lokal yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya," tuturnya.
Tak hanya petani dan peternak, dapur SPPG di Tambolaka ini juga menyerap tenaga kerja dari lingkungan sekitar.
“Untuk SPPG kita sendiri, sumber daya manusia kita itu 47 karyawan yang semuanya dari penduduk lokal, termasuk ahli gizi dan akuntan kita juga dari penduduk lokal,” ucap Christian.
Ia juga berharap agar program MBG ini benar-benar mampu menjadi penggerak ekonomi desa dan mengentaskan masyarakat NTT dari kemiskinan.
"Harapan kami dengan adanya Program MBG ini bisa membantu daerah untuk meningkatkan ekonomi, terutama untuk menekan ekonomi yang mungkin kemarin masih tergolong dalam kemiskinan ekstrem, cukup rendah, atau masih kurang," paparnya.
Saat ini, SPPG Tambolaka juga terus melakukan pendekatan dengan pemerintah daerah agar produk petani dan peternak lokal dapat terserap maksimal untuk Program MBG.*
Baca juga: Bumil di Sumba: MBG bantu penuhi gizi hingga buat anak makan lahap
Baca juga: Gandeng pengusaha Prancis, Kadin targetkan bangun 1.000 dapur MBG
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2025