Manokwari (ANTARA) - Tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi lima jenazah korban banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kampung Jim, Distrik Catubouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Manokwari Yefri Sabaruddin di Manokwari, Senin, mengatakan jumlah korban yang meninggal akibat bencana alam tersebut sudah enam orang.
"Operasi pencarian hari ketiga menemukan lima korban, jadi totalnya sudah enam orang," kata dia.
Dia menyebut evakuasi lima korban berlangsung antara pukul 10.WIT hingga pukul 12.05 WIT, setelah itu dikirim ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua Barat di Manokwari untuk dilakukan identifikasi.
Baca juga: Banjir bandang di Pegunungan Arfak, satu meninggal dan 19 hilang
Tim SAR gabungan menghentikan sementara operasi pencarian 14 korban lainnya yang telah dinyatakan hilang, karena kondisi cuaca di lokasi kejadian membahayakan keselamatan tim.
"Korban meninggal dunia yang ditemukan sehari sebelumnya, bernama Harun Maidodga. Jenasahnya sudah diserahkan ke pihak keluarga," ujar Yefri.
Ia menjelaskan personel yang terlibat dalam operasi berasal dari Basarnas Manokwari 12 orang, 13 personel Kodim 1812/Pegunungan Arfak, dan 28 personel Polres Pegunungan Arfak.
Kemudian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Papua Barat 10 orang, BPBD Pegunungan Arfak 3 orang, masyarakat setempat, dan pihak keluarga korban.
Baca juga: PUPR Papua Barat percepat pengerjaan jembatan putus akibat banjir
"Jumlah korban ada 24 orang. Empat orang selamat, enam orang meninggal dunia, dan 14 korban masih dalam pencarian," jelasnya.
Selain cuaca esktrem, kata dia, keterbatasan alat berat menghambat proses pencarian yang dilakukan oleh tim karena material longsoran berupa lumpur, batu, dan pohon belum bisa dipindahkan.
Tim SAR gabungan akan melanjutkan operasi pencarian korban pada Selasa (20 Mei 2025) dengan bantuan alat berat yang memudahkan proses pelaksanaan evakuasi secara cepat dan tepat.
"Setelah menghentikan operasi, seluruh personel kembali ke posko dan melakukan debriefing pada pukul 13.28 WIT," ucap Yefri.

Kabid Dokkes Polda Papua Barat Komisaris Besar Polisi dr Iskandar mengatakan, proses mengidentifikasi jenasah korban akan melibatkan Tim Disaster Victim Identification (DVI).
Proses identifikasi secara menyeluruh mencakup pemeriksaan forensik, sidik jari, dan pencocokan data antemortem yang diperoleh dari masing-masing keluarga korban.
Baca juga: Banjir-longsor di Arfak, enam orang hilang
“Kami telah menyiapkan tim DVI untuk melakukan identifikasi secara menyeluruh terhadap korban," kata Iskandar.
Perlu diketahui, banjir bandang dan tanah longsor di Kampung Jim, Distrik Catubouw, terjadi pada Jumat (16/5) sekira pukul 21.00 WIT karena intensitas curah hujan yang sangat tinggi.
Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025