Depok (ANTARA) - Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Heri Hermansyah berbicara mengenai penguatan internasional di forum rektor BRICS+ di Rio de Janeiro, Brasil.
Rektor UI Prof Heri Hermansyah dalam keterangannya diterima di Depok, Senin, mengatakan pentingnya kerja sama dan kolaborasi antar-perguruan tinggi negara-negara BRICS+ untuk akselerasi penguatan daya saing pendidikan negara negara BRICS+.
Prof Heri menyampaikan presentasi dengan judul “BRICS University Cooperation: Bridging World, Bringing Science & Innovation” dan menekankan kerja sama dalam program pendidikan gelar ganda (double degree).
Baca juga: Mendiktisaintek dukung integrasi AI dengan pendidikan pada forum BRICS
Selain itu perlu juga adanya inisiatif penelitian bersama, pendanaan bersama (match-funding), pertukaran akademik dosen, staf dan mahasiswa, profesor tamu/fellowship dan pemberian beasiswa untuk mahasiswa asing.
Di hadapan sekitar 150 rektor yang hadir dari berbagai negara, Prof Heri mengajak anggota untuk mengikuti pemeringkatan UI Green Metric untuk mengukur sustainability impact dari kampus.
Lebih lanjut, Rektor menjelaskan bahwa kehadiran UI dalam forum ini setelah sebelumnya pada 5 Maret 2025 mendapat kunjungan Vice-Rector for International Relations, Lomonosov Moscow State University (LMSU), Alexey Vazhov di kampus UI Depok.
LMSU merupakan universitas tertua di Rusia dan merupakan penggagas kerja sama universitas di forum BRICS (BRICS University Union) serta Duta Besar Brasil untuk Indonesia George Monteiro Prata.
“Universitas Indonesia sangat terbuka dan terus memperluas kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi, baik dalam skala regional Asia maupun global," katanya.
Kerja sama dan kolaborasi pada berbagai bidang khususnya Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat) perlu diperluas dan diperkuat, sehingga dapat memberi dampak yang dirasakan tidak hanya dalam cakupan BRICS+, tetapi juga dunia secara lebih luas.” ujar Prof Heri.
Kolaborasi dan kerja sama perguruan tinggi BRICS ini diharapkan dapat menjadi pemicu dalam mendorong daya saing pendidikan BRICS+ di tengah peta geoekonomi, geopolitik dan geostrategi.
Baca juga: Mendiktisaintek tegaskan komitmen terhadap pendidikan pada forum BRICS
Baca juga: Bappenas dan BRICS Academy kolaborasi dorong pembangunan berkelanjutan
Indonesia resmi menjadi negara anggota BRICS+ ke-10 setelah diumumkan oleh Brasil sebagai Ketua BRICS pada Januari 2025.
BRICS+ saat ini terdiri atas 10 negara anggota tetap, yakni Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, serta Indonesia, dan setidaknya ada 13 negara yang bergabung sebagai mitra.
Eksistensi BRICS+ saat ini dipandang menjadi kekuatan yang cukup strategis dengan menguasai sekitar 36-37 persen PDB dunia, sebanyak 40 persen populasi dunia, dan 40 persen pengguna internet dunia.
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025