Pemerintah Libya di Tripoli klaim ibu kota stabil setelah bentrokan

2 days ago 3

Tripoli (ANTARA) - Pemerintah Persatuan Nasional (Government of National Unity/GNU) Libya yang berbasis di Tripoli pada Kamis (15/5) menyampaikan bahwa situasi keamanan di ibu kota Libya tersebut kembali stabil, menyusul bentrokan hebat selama dua hari antara faksi-faksi yang berseteru yang menyebabkan sedikitnya enam orang tewas.

"Kementerian Dalam Negeri (Libya) meyakinkan kepada semua penduduk bahwa situasi keamanan di Tripoli stabil dan terkendali," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di laman Facebook resminya.

"Dinas keamanan menjalankan tugas mereka dengan efisiensi yang tinggi demi menjaga ketertiban umum," kata Kemendagri Libya.

Kementerian tersebut menyerukan kepada para pegawai negeri dan warga sipil untuk melanjutkan aktivitas normal mereka, seraya menambahkan bahwa kantor polisi di seluruh kota itu beroperasi sepanjang waktu untuk menerima laporan dan keluhan.

Pertempuran meletus pada awal pekan ini setelah Abdel Ghani al-Kikli, yang juga dikenal sebagai Ghaniwa, komandan senior Aparat Pendukung Stabilitas (Stability Support Apparatus/SSA), tewas dalam sebuah fasilitas yang dikuasai oleh Brigade 444, kelompok milisi yang setia kepada Perdana Menteri GNU Abdul-Hamed Dbeibah. SSA adalah kelompok bersenjata kuat yang bersekutu dengan Dewan Kepresidenan.

Sejumlah sumber keamanan menyampaikan bahwa pembunuhan itu memicu bentrokan balasan yang sengit antara SSA dan Brigade 444, yang menyebar ke distrik-distrik pusat kota dan permukiman hingga gencatan senjata diumumkan pada Rabu (14/5).

Libya masih terpecah belah sejak pemberontakan yang didukung NATO pada 2011 yang menggulingkan rezim penguasa lama Muammar Gadafi. Negara itu terpecah antara pemerintah-pemerintah yang saling berseteru, yaitu GNU yang diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Tripoli dan pemerintah yang berbasis di Libya timur dan didukung oleh Tentara Nasional Libya (Libyan National Army/LNA) di bawah komandan Khalifa Haftar.

Di Tripoli dan area-area lainnya yang dikuasai oleh GNU, faksi-faksi bersenjata terus berseteru untuk memperoleh pengaruh, yang kerap kali disertai aksi kekerasan, kendati seruan terkait pelucutan senjata dan unifikasi institusi keamanan berulang kali disampaikan.

Sebuah mobil rusak setelah bentrokan mematikan di sebuah jalan di Tripoli, Libya, pada 14 Mei 2025. (ANTARA/Xinhua/Hamza Turkia)

Pewarta: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |