Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan bahwa Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945, tapi juga rumah bagi keberagaman Indonesia.
“Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Ia mempersatukan lebih dari 280 juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras dan budaya dan bahasa yang berbeda,” kata Menbud dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dalam Pancasila, kata Fadli, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu
Sementara dalam konteks pembangunan nasional, pemerintah telah menetapkan Astacita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045, salah satu yang fundamental di dalamnya adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, hak asasi manusia.
Ia menjelaskan bahwa Pancasila hadir dalam berbagai dimensi kehidupan. “Pertama, dalam dunia pendidikan. Kita perlu menanamkan Pancasila sejak dini bukan sekadar dalam pelajaran formal, tapi dalam praktik keseharian. Sekolah dan Universitas harus menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter, dan kuat dalam integritas moral,” ungkapnya.
Baca juga: Menteri PANRB: ASN BerAKHLAK wujud nyata semangat Pancasila
“Kedua, di lingkungan pemerintahan dan birokrasi. Nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan, dan berpihak pada rakyat. Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompok atau golongan,” katanya lagi.
“Ketiga, dalam bidang ekonomi. Kita perlu memastikan bahwa pembangunan tak hanya dinikmati segelintir orang tapi menjadi berkah bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial sebagaimana termaktub dalam sila ke-5 harus menjadi orientasi utama usaha mikro, kecil, dan menengah, UMKM, ekonomi kerakyatan, dan koperasi, harus terus diberdayakan agar tidak ada warga yang tertinggal dalam kemajuan bangsa,” jelasnya.
Keempat, tambah dia menyerukan pada ruang digital dapat dihadirkan dengan membangun kesadaran kolektif bahwa dunia maya bukan ruang bebas nilai, ,melainkan tetap menegakkan etika, toleransi, dan saling menghargai, serta memerangi hoaks, ujaran kebencian, dan provokasi dengan literasi digital.
Menbud mengajak seluruh elemen bangsa dari pusat hingga daerah, dari pejabat hingga masyarakat, dari tokoh agama hingga pemuda, memiliki peran menjadi pelaku utama pembumian Pancasila. Menbud mengingatkan bahwa hari lahir Pancasila bukan sekedar seremonial tapi momen memperkuat komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur bangsa.
Baca juga: Hari Lahir Pancasila jadi momentum untuk perkuat persatuan
Baca juga: MPR: Hari Lahir Pancasila momentum bangun kesadaran amalkan Pancasila
Baca juga: Akademisi: Pancasila perkokoh persatuan bangsa
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025