Mendukbangga: GDPK gali potensi penduduk untuk serap tenaga kerja

6 hours ago 3
Tujuan utama GDPK itu menghubungkan usia dengan pekerjaan yang tersedia di daerah

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengatakan Grand Design Pembangunan Kependudukan atau GDPK dapat menggali potensi penduduk untuk meningkatkan serapan tenaga kerja.

"Tujuan utama GDPK itu menghubungkan usia dengan pekerjaan yang tersedia di daerah. GDPK itu kalau negara sudah punya sistem, ini menjadi pedoman siapa mengerjakan apa, dan di mana," kata Mendukbangga di Jakarta, Senin.

Wihaji menjelaskan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk usia produktif (15–64 tahun) terhadap total populasi pada 2020 sebesar 70,72 persen. Untuk itu perlu ada desain kependudukan yang bisa meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di setiap tahapan usia, mulai dari usia dini hingga lanjut usia (lansia) sehingga bonus demografi dapat diraih.

"Umur (penduduk) kita produktif, tetapi adakah available jobs-nya (pekerjaan yang tersedia)? Maka, diurus tadi harus berkualitas mulai bayi sampai selesai, partisipasi perempuan juga kita tingkatan melalui Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), pengendalian kelahiran, yang berpotensi dalam penciptaan lapangan pekerjaan," ujar Mendukbangga.

Baca juga: Wamendukbangga dorong pemerintah daerah susun GDPK

Ia juga mengemukakan pada dasarnya GDPK secara teori akan menjelaskan peta jalan kependudukan agar ke depannya dalam membangun penduduk berkualitas pemerintah mempunyai arah yang jelas.

"Jadi ada arahnya, misal hari ini ada 4,8 juta bayi lahir, maka enam tahun kemudian akan ada 4,8 juta orang yang masuk SD dikurangi angka kematian. Maka negara menyiapkan berapa sekolah SD? Itu semua bisa disiapkan dan disusun dalam GDPK," ucap Mendukbangga Wihaji.

Ia berharap melalui GDPK maka setiap kebijakan dapat terukur berdasarkan data. Saat ini setiap provinsi sudah menyusun GDPK tersebut.

"(Melalui GDPK) siapa mengerjakan apa, di mana, itu sudah jelas, intinya itu macam-macam, namanya juga grand design pasti seharusnya banyak hal, dan tentu hubungannya dengan kewenangan di kementerian kita, itu kira-kira. Seluruh provinsi di Indonesia sudah berdiskusi tentang GDPK ini, tetapi prinsipnya nanti akan menjawab berbagai permasalahan, salah satunya berkaitan dengan bonus demografi," tutur Mendukbangga.

Baca juga: BKKBN dorong integrasi GDPK dalam dokumen perencanaan daerah

Berdasarkan data BPS, mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z (yang lahir pada kurun 1997-2012) dan generasi milenial (lahir pada kurun 1981-1996).

Proporsi generasi Z sebanyak 27,94 persen dari total populasi, sedangkan generasi milenial sebanyak 25,87 persen. Sebagian besar dari dua generasi ini masuk dalam kategori usia produktif yang dapat menjadi peluang mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan persentase penduduk usia nonproduktif (0–14 tahun dan 65 tahun ke atas) tercatat sebesar 29,28 persen pada 2020. Dengan persentase penduduk usia produktif yang lebih besar tersebut, maka GDPK dapat dimanfaatkan maksimal untuk meraih bonus demografi.

Baca juga: GDPK Kemendukbangga jadi panduan strategis K/L jalankan program KB

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |