KLH sebut dunia sedang hadapi tiga krisis

2 days ago 4

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyampaikan saat ini dunia sedang menghadapi tiga krisis (triple planetary crisis), yakni perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi.

Deputi Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon (PPITKNEK) Kementerian Lingkungan Hidup Ary Sudijanto, saat menyampaikan pidato kuncinya dalam suatu acara di Jakarta, Kamis, mengatakan tingkatan krisis yang dialami oleh dunia, termasuk Indonesia, sudah berada di tingkat mengancam keberadaan umat manusia di dunia.

Apabila masyarakat, termasuk pelaku usaha, tidak melakukan upaya untuk keluar dari krisis ini, Ary memperingatkan umat manusia akan mengalami ancaman keberadaannya di Bumi ini.

"Kepunahan dinosaurus itu karena perubahan iklim. Ini yang kemudian mengancam kita sekarang," ucap Ary.

Perubahan iklim yang terjadi pada masa dinosaurus, tutur dia, terjadi dikarenakan tabrakan asteroid yang memicu perubahan iklim ekstrem, sehingga suhu bumi menurun dengan sangat drastis.

"Itu adalah peristiwa alami yang tidak bisa dihindari. Tetapi, (perubahan iklim) yang terjadi sekarang adalah ulah kita, akibat kita. Berarti kita yang harus melakukan upaya-upaya untuk mengatasinya," kata dia.

Bencana yang melanda Pulau Sumatera pada akhir November lalu merupakan bukti nyata dari bahaya krisis iklim.

Ia menjelaskan sebelumnya siklon tropis tidak pernah ada di sana, tetapi saat ini mulai bermunculan.

"BNPB menyatakan untuk bisa mengembalikan infrastruktur dan sebagainya butuh Rp52 triliun, kemudian Celios menyampaikan untuk memulihkan kondisi lingkungannya butuh Rp50 triliun," ujarnya.

Oleh karena itu, Ary mengingatkan upaya-upaya transisi energi, termasuk menaati standar-standar environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola) (ESG), bukanlah sebuah beban.

Transisi energi juga merupakan langkah untuk melindungi diri dari perubahan iklim yang mengancam umat manusia.

Dari segi bisnis, lanjut dia, transisi energi justru untuk melindungi kegiatan bisnis, sebab bencana-bencana yang terjadi tentunya akan menghambat proses bisnis.

"Dengan kejadian bencana hidrometeorologi di Sumatera bagian utara pasti akan menjadi gangguan, hambatan, pukulan bagi bisnis di sana," kata Ary.

Baca juga: KLH segel sementara sejumlah lokasi tambang di Sumbar respons banjir

Baca juga: KLH segel area perkebunan sawit di Tapanuli Tengah

Baca juga: Menteri LH ungkap potensi pidana perusahaan pemicu bencana di Sumut

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |