Kepala BNPB ungkap kesiapan respon cepat bantu bencana di Asia Pasifik

8 hours ago 5
Begitu ada bencana, kita akan proaktif menanyakan apakah negara tersebut memerlukan bantuan

Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkomitmen untuk mempercepat proses respons bantuan kemanusiaan ke luar negeri, khususnya di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik, dengan memperbaiki prosedur dan proaktif dalam komunikasi diplomatik.

Kepala BNPB Suharyanto saat ditemui di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa pengalaman Indonesia dalam mengirim tim ke Turki dan Myanmar menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan ketepatan waktu dalam mengirim bantuan pada bencana berikutnya.

"Kita upayakan ke depan agar lebih cepat. Begitu ada bencana, kita akan proaktif menanyakan apakah negara tersebut memerlukan bantuan. Tidak mesti menunggu permintaan negara itu yang sedang menghadapi kondisi darurat (bencana)," kata dia.

Baca juga: Kepala BNPB: Diplomasi kebencanaan efektif ubah kebijakan luar negeri

Ia menjelaskan bahwa dalam kasus bencana di luar negeri, pemerintah Indonesia tidak dapat langsung mengirim bantuan sebelum ada permintaan resmi dari negara terdampak. Hal ini berbeda dengan penanganan bencana di dalam negeri, dimana tim SAR dapat langsung dikerahkan dalam waktu 1x24 jam setelah kejadian.

"Kalau dalam negeri tanpa diminta tim Basarnas langsung turun ketika ada korban. Tapi kalau di luar negeri, kita terikat prosedur dan regulasi," ujarnya.

Prosedur tersebut mencakup permintaan bantuan dari negara terdampak, lalu dilanjutkan dengan penyelenggaraan Rapat Tingkat Menteri (RTM) untuk menetapkan keputusan politik pengiriman bantuan.

Baca juga: BNPB hentikan pembiayaan luar negeri untuk program kebencanaan

Suharyanto mengatakan golden time atau masa kritis penyelamatan korban umumnya berlangsung selama tujuh hari sejak bencana terjadi. Maka kecepatan dalam proses politik dan diplomatik menjadi kunci agar Indonesia bisa mengirim bantuan dalam waktu efektif.

"Dengan memperpendek waktu respons, kita bisa hadir dalam fase paling krusial untuk menyelamatkan korban," ucapnya.

Sebagai contoh, pengiriman tim INASAR ke Myanmar dilakukan pada hari keempat pascabencana, sedangkan ke Turki pada hari keempat atau kelima. Meski tidak langsung, pengiriman tersebut tetap memberikan dampak besar dengan berhasil mengevakuasi 15 korban di Turki dan lima korban di Myanmar.

Baca juga: Indonesia target kirimkan bantuan ke Palestina-Sudan mulai pekan depan

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |