Dinas Kesehatan sebut HIV/AIDS di Gorontalo capai 1.257 kasus

1 day ago 2
Berdasarkan data yang berhasil kami himpun, 30 persen dari jumlah kasus tersebut tercatat telah meninggal dunia

Gorontalo (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo menyebutkan berdasarkan hasil pendataan jumlah pengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) di daerah itu mencapai 1.257 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Anang Otoluwa di Gorontalo, Jumat, mengatakan angka tersebut merupakan akumulasi jumlah kasus dalam periode 2001-2024.

"Berdasarkan data yang berhasil kami himpun, 30 persen dari jumlah kasus tersebut tercatat telah meninggal dunia," kata Anang.

Data tersebut merupakan bentuk dan bukti keberhasilan pemerintah bersama instansi terkait lainnya, dalam hal mendeteksi penyebaran HIV/AIDS di Gorontalo.

Baca juga: Dinkes Papua Barat: Pemeriksaan HIV sasar usia produktif

Salah satu contoh upaya penanganan kata dia, seperti kegiatan pertemuan technical assistance untuk viral load atau pemeriksaan jumlah virus yang ada pada pengidap HIV/AIDS, yang dilakukan setiap enam bulan dalam satu tahun.

Pemeriksaan itu bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan virus yang ada dalam tubuh pengidap, di mana jika rendah atau tersuprasi, maka pengobatannya dianggap sukses.

Jumlah kasus di atas setiap tahun mengalami peningkatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu perkembangan zaman.

Sebagian besar pengidap merupakan kelompok atau individu yang berasal dari berbagai kalangan, dengan aktivitas menyimpang seperti pergaulan bebas yang mengarah pada perilaku seks bebas.

Baca juga: Altras desak Pemprov Jabar ambil langkah tegas terkait peningkatan kasus HIV/AIDS

Kasus HIV/AIDS di Gorontalo, kata dia, memang dapat dikatakan meningkat dari tahun ke tahun, namun dibalik hal itu Gorontalo menjadi daerah pertama di Indonesia yang berhasil menangani kasus dengan jumlah pengobatan tertinggi, yaitu 95 persen.

Ini membuktikan bahwa upaya dan kerja keras semua pihak terkait tidak sia-sia, baik dari segi deteksi dini, langkah sosialisasi dan edukasi, sampai pada pengobatan berkala, semuanya dijalankan dengan baik.

Meskipun begitu, ia juga mengimbau kepada seluruh kalangan masyarakat untuk tidak takut atau segan dalam melaporkan maupun memeriksakan diri, karena selain banyak sarana yang tersedia, pemerintah menjamin kerahasiaan identitas warga yang datang melakukan konsultasi.

"Kami berharap angka ini tidak akan bertambah, namun begitu, saya juga mengingatkan kepada seluruh kalangan masyarakat untuk berperan aktif dalam memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS, dengan cara mengontrol aktivitas menyimpang di lingkungan masing-masing," imbuhnya.

Baca juga: Indonesia - Malaysia bahas penguatan K3 dan pencegahan HIV/AIDS

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |