Jakarta (ANTARA) - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mencatat pembiayaan kepada UMKM tetap menjadi porsi utama dari portofolio pembiayaan perseroan dengan penyaluran mencapai Rp7,4 triliun per akhir Maret 2025 atau 63 persen dari total pembiayaan sebesar Rp11,9 triliun.
Total pembiayaan ini meningkat 2 persen dibandingkan pembiayaan yang disalurkan pada satu tahun sebelumnya, atau sejalan dengan peningkatan pembiayaan yang dilakukan keseluruhan industri perbankan pada UMKM sebesar 1,7 persen pada periode yang sama.
CEO Bank Sampoerna Ali Yong dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengatakan pihaknya terus berkomitmen untuk mendukung UMKM dengan terus memanfaatkan teknologi digital dan kolaborasi dengan berbagai mitra strategis, di tengah kerentanan kondisi ekonomi global yang dipengaruhi oleh konflik geopolitik.
“Kedua aspek tersebut menjadi langkah strategis kami dalam memberdayakan dan memperluas cakupan penyaluran kredit UMKM hingga ke pelosok tanah air,” kata Ali Yong.
Adapun pinjaman yang disalurkan kepada pelaku UMKM sebagian besar atau sebesar 86 persen dilakukan secara langsung oleh Bank Sampoerna dan sisanya disalurkan melalui lembaga keuangan lain yang menjadi mitra strategis.
Dari sisi pendanaan, akumulasi dana pihak ketiga (DPK) Bank Sampoerna mencapai Rp13,4 triliun pada akhir Maret 2025. Sekitar 20 persen dari DPK berbentuk rekening tabungan dan giro (current account & saving account/CASA).
Jumlah DPK ini meningkat 4,4 persen dibandingkan yang terakumulasi pada akhir Maret 2024 sebesar Rp12,9 triliun.
Peningkatan ini, catat perseroan, juga sejalan dengan peningkatan DPK keseluruhan industri perbankan yang pada periode sama meningkat sebesar 4,7 persen.
Bank Sampoerna juga mencatat kinerja positif melalui Bank as a Service (BaaS) yang terdiri dari jasa pemanfaatan virtual account, pembayaran via QRIS, dan transfer dana melalui kerja sama mitra (host-to-host fund transfer), di mana sepanjang kuartal I 2025 berlangsung sebanyak lebih dari 46 juta transaksi dengan total volume transaksi mendekati Rp30 triliun.
Total volume transaksi ini meningkat tujuh kali lipat dari volume transaksi yang terjadi pada kuartal pertama tahun 2024, terutama didorong oleh semakin banyaknya transaksi penerimaan pembayaran menggunakan QRIS.
Sementara itu, fundamental dan likuiditas Bank Sampoerna terjaga dengan baik. Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) berada pada posisi yang kuat pada level 28,4 persen, serta rasio pinjaman terhadap DPK (loan to deposit ratio/ LDR) tertangani dengan baik pada tingkat 88,4 persen.
Bank Sampoerna pun membukukan laba bersih sebesar Rp5,3 miliar pada kuartal pertama tahun 2025. Direktur Finance & Business Planning Bank Sampoerna Henky Suryaputra mengatakan, capaian ini berkat dukungan nasabah dan kolaborasi dengan mitra strategis.
“Ke depannya kami terus konsisten mendukung UMKM sebagai tonggak perekonomian nasional,” kata Henky.
Baca juga: Bank Sampoerna menyalurkan kredit Rp12,1 triliun sepanjang 2024
Baca juga: Bank Sampoerna targetkan pertumbuhan kredit hingga 12 persen tahun ini
Baca juga: Bank Sampoerna gelar festival di 4 kota guna perluas inklusi keuangan
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025