Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany meminta pemerintah untuk segera memitigasi mengenai terbentuknya bibit siklon tropis 93S di Samudra Hindia yang berpotensi membawa hujan lebat di wilayah NTT, Bali, hingga Perairan Jawa.
Legislator yang membidangi urusan kebencanaan itu menilai pemerintah perlu meningkatkan status waspada dan merespons cepat. Dia mengatakan fungsi koordinasi penanggulangan bencana tidak hanya berada di BNPB, tetapi juga sangat erat pada BMKG sebagai lembaga peringatan dini nasional.
*Ketika BMKG sudah mengeluarkan early warning, maka kewajiban berikutnya adalah memastikan publikasi yang cepat, jelas, dan masif kepada pemerintah daerah, media, dan seluruh pemangku kepentingan kebencanaan. Jangan menunggu bencana membesar baru dilakukan langkah-langkah," kata Selly di Jakarta, Jumat.
Dia pun pun mendorong BMKG untuk segera memperkuat penyebaran informasi terkait bibit siklon tersebut. BNPB dan BPBD, menurut dia, perlu langsung mengaktifkan status siaga di daerah-daerah yang diproyeksikan terdampak.
"Kita tidak boleh mengulangi pengalaman di Sumatera di mana beberapa daerah belum siap secara logistik maupun koordinasi," kata dia.
Di sisi lain, dia mengatakan pemerintah daerah wajib melakukan upaya penyiapan lokasi pengungsian, edukasi masyarakat pesisir hingga pengecekan sistem drainase, dan langkah-langkah preventif lainnya.
Menurut dia, pemerintah daerah harus memastikan adanya pemetaan rinci wilayah rawan bencana hingga level desa. Termasuk, kata dia, identifikasi kelompok rentan untuk mempercepat evakuasi.
Lebih lanjut, dia mengatakan sosialisasi dan simulasi evakuasi harus rutin dilakukan, khususnya di pesisir dan bantaran sungai. Kemudian, sistem peringatan dini lokal juga perlu diperkuat melalui sirine, radio komunitas, dan kanal komunikasi cepat.
"Infrastruktur publik seperti jembatan, tanggul, jalur evakuasi, dan fasilitas kesehatan harus dicek secara berkala, sementara logistik kebencanaan disiagakan lebih awal di titik risiko tinggi," kata dia.
Dalam kondisi seperti ini, menurut dia, pemerintah pusat dan daerah harus saling mengandalkan, bukan saling menunggu dan saling menyalahkan. Dia menegaskan bahwa keselamatan masyarakat jauh lebih penting dibandingkan debat antar-instansi.
"Yang diperlukan adalah kerja cepat, kolaboratif, dan terukur," kata dia.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan kemunculan bibit siklon tropis 93S di perairan Nusa Tenggara Barat (NTB) bagian selatan yang berpotensi cuaca buruk di Jawa Timur dan kawasan Kepulauan Sunda Kecil.
Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Khusus BMKG Miming Saepudin mengatakan bibit siklon tropis 93S terbentuk pada 11 Desember 2025, pukul 07.00 WIB atau 08.00 Wita.
"Potensi bibit siklon tropis 93S berkembang menjadi siklon tropis dalam kategori peluang rendah," ujarnya dalam laporan yang diterima di Mataram, NTB, Jumat.
Baca juga: BMKG ungkap kemunculan bibit siklon tropis 93S di perairan NTB
Baca juga: BMKG: Waspadai cuaca ekstrem di Bali pada 11-18 Desember
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































