Wamenekraf sarankan startup pahami teknis saat pitching 

1 day ago 9

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar menyarankan perusahaan perintis (startup) memahami teknis dengan baik produk yang akan dipresentasikan pada saat pitching ke investor agar bisa mendapatkan pendanaan dan diperhitungkan untuk naik level.

"Ini PR sih buat kita sebagai investor karena kan kadang-kadang kita, terima ribuan (startup) yang masuk kan, nah, bagaimana caranya, how do we know, how to differentiate yang bagus sama yang enggak, balik lagi terhadap pitching. Jadi, yang penting just learn how to pitch," kata Irene dalam sesi panel diskusi di acara peluncuran program BEKUP 2025 yang dipantau dari siaran langsung Kementerian Ekonomi Kreatif, di Jakarta, Senin.

Irene mengatakan, masih banyak startup yang tidak menguasai produknya secara teknis pada saat menyampaikan ide atau presentasi kepada pihak investor atau klien.

Baca juga: Wamenekraf dorong perlindungan HaKI pelaku ekraf PICA FEST

Mereka seringkali hanya mengikuti kata-kata yang sedang tren terkait industri digital seperti artificial intelligence (AI) atau blokchain tanpa mengetahui apakah aplikasi yang mereka buat benar-benar membutuhkan itu.

Selain itu, Irene juga mengatakan, saat pitching perusahaan rintisan juga perlu menguasai untuk menyelesaikan masalah yang sebenarnya dengan produk yang dibawanya.

"Hal terpenting adalah, apakah Anda perlu mengubah sesuatu yang tidak rusak? Jika jawabannya ya, maka Anda sebaiknya memastikan dampaknya besar dan Anda dapat menjelaskannya," kata Irene.

Baca juga: Wamenekraf dukung karya lintas generasi lewat buku "A Kind of Magic"

Hal senada juga diucapkan Founding CEO BRI Ventures Nicko Widjaja, bahwa hanya mengikuti tren industri digital tidak selalu akan langsung mendapatkan pendanaan dari investor. Selain itu, kemampuan untuk meningkatkan kompetensi startup (scale up) juga masih sulit diterapkan karena masalah pembiayaan yang melebihi perjanjian di awal.​​​​​​​

Nicko mengakui hal ini yang terjadi di industri startup 10 tahun terakhir di mana pendanaan dari investor terhambat karena kemampuan startup untuk scale up yang sulit di berbagai sektor.

Baca juga: Wamenekraf harap Jakarta Future Festival jadi ruang kreativitas

"Kalau kita lihat pendanaan turun itu bukan pendanaan turun karena banyak startup yang gak jadi, tapi banyak uang investor luar yang stuck di sini. Jadi ketika exit strategy itu gak ada, dan juga berdampak kepada para startup founder yang tidak memiliki kemampuan untuk scaling up, dan akhirnya beginilah jadinya," katanya.

Sementara itu, meskipun hal ini masih menjadi tantangan di industri ekonomi digital Indonesia, Irene mengatakan perubahan strategi atau pivot dalam dunia bisnis sangat wajar, yang terpenting kesiapan para pendiri startup untuk bertahan pada idenya.

Baca juga: Wamenekraf sebut e-sports ciptakan lapangan kerja berbagai sektor

Baca juga: Wamenekraf bahas kolaborasi HUT TMII tampilkan ragam subsektor ekraf

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |