Pelajaran dari International Comparison Program 2021

1 day ago 10
Pemahaman yang lebih baik tentang daya beli riil akan menciptakan masyarakat yang lebih kritis dan sadar kebijakan

Jakarta (ANTARA) - Dalam era globalisasi, mengukur kesejahteraan suatu negara tidak lagi bisa hanya mengandalkan Produk Domestik Bruto (PDB) berdasarkan nilai tukar pasar. Angka nominal sering kali menyesatkan karena tidak memperhitungkan perbedaan harga barang dan jasa antarnegara.

Satu dolar Amerika Serikat di New York tentu memiliki daya beli yang berbeda dengan satu dolar yang sama di Jakarta, Nairobi, atau Dhaka. Di sinilah konsep Purchasing Power Parity (PPP) atau Paritas Daya Beli menjadi penting.

PPP adalah metode statistik yang memungkinkan kita membandingkan daya beli riil masyarakat di berbagai negara dengan menyesuaikan perbedaan tingkat harga. Melalui PPP, kita bisa memperoleh gambaran yang lebih adil dan akurat tentang standar hidup dan kesejahteraan yang sesungguhnya. Inisiatif penghitungan ini dikembangkan secara global dalam International Comparison Program (ICP) yang dikoordinasikan oleh Bank Dunia.

Rilis terbaru ICP 2021 mencakup data dari 176 negara di seluruh dunia, menjadikannya sebagai salah satu basis data paling komprehensif untuk mengukur ukuran dan struktur ekonomi global secara komparatif. Laporan ini tidak hanya bermanfaat bagi para ekonom, tetapi juga memberikan pelajaran penting bagi pembuat kebijakan, termasuk di Indonesia, yang tengah menghadapi tantangan pengurangan kemiskinan dan ketimpangan secara simultan.

Salah satu temuan mencolok dari ICP 2021 adalah perubahan dalam komposisi kekuatan ekonomi dunia berdasarkan PPP. Tiongkok kini menjadi penyumbang terbesar PDB global dengan 19 persen, disusul oleh Amerika Serikat dengan lebih dari 15 persen, dan India sekitar 7 persen. Tiga negara ini secara kolektif menyumbang lebih dari 40 persen dari total output ekonomi global yang telah disesuaikan berdasarkan daya beli.

Namun, ukuran ekonomi secara agregat tidak serta merta mencerminkan kesejahteraan penduduknya. Ketika kita menggunakan indikator Actual Individual Consumption (AIC) yang mengukur konsumsi aktual masyarakat per kapita, muncul gambaran yang lebih jujur.

Baca juga: PDB Kawasan Euro tumbuh 1,2 persen pada kuartal I 2025

Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |