Natuna (ANTARA) - Udara pagi di Desa Batubi Jaya, Kabupaten Natuna, Jumat (9/5), masih menyimpan embun tipis yang menggantung di ujung-ujung daun muda. Angin sepoi yang sejuk menggoyangkan batang-batang padi yang menguning sebagai pertanda sebentar lagi perjuangan panjang petani akan berakhir manis dengan panen yang ditunggu sejak benih pertama ditabur pada awal tahun.
Di antara hamparan sawah yang dulunya hanya dianggap sebagai lahan marginal, tak berguna, bahkan tak layak tanam, kini berdiri tegak harapan-harapan kecil bagi para petani yang pagi itu memotong batang-batang padi dengan arit tua yang setia menjadi sahabat dalam menjemput rezeki.
Petani tahu bahwa dari setiap batang padi yang mereka masukkan ke dalam karung, ada secercah harapan masa depan, tentang keberlanjutan hidup untuk mengisi perut keluarga mereka.
Di tengah kekhusukan para petani memotong padi, tak ada sorotan kamera, tak ada panggung, tak ada sambutan meriah, tiba-tiba sebuah mobil dinas melintasi jalan di sisi sawah. Pandangan heran terlihat dari para petani, karena tak biasa melihat kehadiran pejabat mendekat sampai ke titik terjauh tempat mereka bekerja.
Mobil pun berhenti.dan Cen Sui Lan, Bupati Natuna, turun menyapa para petani dengan sikap hormat yang dalam. Mata bupati terlihat berkaca-kaca, terharu penuh bangga menatap hasil kerja petani yang tak pernah lelah.
Tak ada akting potong padi untuk difoto dan disebar ke media sosial karena kehadirannya bukan untuk pencitraan, tapi untuk menyampaikan bahwa pemerintah hadir.
Rasa bangga itu kental terasa di wajah Cen, ia melihat langsung benih dan pupuk bantuan dari pusat dan provinsi tidak berakhir sia-sia, karena sebagian telah dipanen dan berubah menjadi gabah seberat 5 ton, serta di bedeng lainnya masih terlihat padi hijau serta ada yang sedikit menguning yang diperkirakan beberapa pekan lagi akan dipanen.
Panen ini bukan sekadar hasil pertanian, melainkan bukti nyata bahwa kolaborasi antara petani dan pemerintah bisa melahirkan kedaulatan pangan bahkan dari tanah yang selama ini dianggap terlalu sulit untuk ditanami.
Baca juga: Menumbuhkan literasi di ujung negeri, di tengah gempuran efisiensi
Halaman berikut: Bagaimana Bupati Natuna mendengarkan aspirasi para petani
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025