MDA Bali bahagia tradisi ngejot Idul Adha tetap dilestarikan LDII

15 hours ago 2
Setiap hari raya keagamaan kita akan saling membantu, LDII menjaga, memelihara, dan meneruskan tradisi ngejot

Denpasar (ANTARA) - Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet merasa bahagia karena tradisi 'ngejot' yaitu berbagi kepada tetangga tetap dilestarikan oleh Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Bali.

Ketua MDA Bali di Denpasar, Jumat, bahagia karena pada Hari Raya Idul Adha ini prosesi 'ngejot' dilakukan antarumat beragama.

“Setiap hari raya keagamaan kita akan saling membantu, LDII menjaga, memelihara, dan meneruskan tradisi ngejot, itu luar biasa, salah satu modal dasar mengapa di Bali ini sejak zaman dulu kerukunan itu terpelihara, terjaga, terbangun,” kata Ida Penglingsir Agung.

Ia mengingatkan bahwa sejatinya di setiap agama terdapat hari pengingat bahwa manusia harus tolong menolong baik melalui tradisi kurban atau yang lain.

Baca juga: Muslim di Bali kembali jalani tradisi Ngejot daging kurban

Oleh karena itu dengan masih aktifnya semangat umat Muslim LDII menurut MDA Bali harus disyukuri dan membuat seluruh umat beragama bahagia.

“Semangat itu ada di seluruh kitab suci agama-agama dengan semangat berkurban, berkorban, semangat menolong, semangat membantu, jiwa membantu, peduli,” ujarnya.

Ketua LDII Bali Olih Solihat Karso menambahkan pada Hari Raya Idul Adha 2025 ini mereka menyembelih 145 ekor sapi dan 275 ekor kambing yang kemudian menghasilkan 10.000 paket kurban.

Paket ini disebar melalui LDII seluruh Bali termasuk untuk ngejot di daerah sekitar kepada masyarakat tanpa pandang agama.

Baca juga: Tradisi "ngejot" di Bali saat Idul Fitri

Di Kantor LDII Bali didata terdapat sekitar 200 kepala keluarga (KK) tetangga yang akan mendapat daging karena tradisi ngejot yang rutin tiap tahun dilakukan.

“Bukan saja kepada umat Islam, kami berikan kepada seluruh umat yang ada di Bali, kami masukkan konsep menyama braya, bahwa kita ini saudara cuma beda keyakinan,” ucap Olih Solihat.

Menurut dia, kegiatan seperti ngejot tiap hari raya satu sama lain akan memupuk persaudaraan dan justru memastikan daerah tersebut selalu rukun meski heterogen.

“Kami harapkan kan kerukunan antarumat bisa lebih terbina dan Alhamdullilah selama ini tidak ada masalah, biasanya kan ada gesekan antarumat begitu kalau di sini tidak ada,” kata dia.

Baca juga: Tradisi "Ngejot" Cermin Kerukunan di Bali

Salah satu warga Padangsambian selaku penerima bernama Gusti Ayu Anjani (46) merasa senang karena tradisi ngejot tidak pernah absen di daerahnya.

Ia berharap kerukunan antarumat terus terjalin dan Hari Raya Idul Adha setiap tahunnya lancar dan khusyuk.

“Semua di sini sudah akrab dan tetap senang setiap tahun dikasih daging kurban lagi. Terima kasih banyak, ini saya tidak tau masak apa jadi saya berikan anak kos mengolah,” kata dia.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |