Jakarta (ANTARA) - Dewan Industri Event Indonesia (IVENDO) menyoroti bahwa kondisi lapangan dan kemampuan tenaga ahli menjadi penyebab Event Organizer (EO) di Indonesia lebih fokus ke penyelenggaraan acara-acara domestik dibandingkan luar negeri.
"Banyak sebabnya, satu, pada saat event di Indonesia lagi banyak, teman-teman (EO) lebih memilih main di Indonesia karena tidak ribet begitu," kata Ketua Umum IVENDO periode 2022-2025 Mulkan Kamaluddin usai mengikuti Musyawarah Nasional IVENDO di Jakarta, Jumat.
Mulkan mengatakan tim EO sudah merasa nyaman dan lebih mengenal medan di lapangan, sehingga mempermudah proses penyelenggaraan acara secara domestik.
Baca juga: Konsep konser perlu inovasi di tengah dinamika ekonomi
Tenaga ahli yang dimiliki oleh EO pun kebanyakan juga belum memiliki sertifikat yang diakui dalam skala nasional maupun memenuhi standar yang sudah ditetapkan di suatu negara.
"Sebenarnya yang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) ini diakui secara internasional juga, syarat kompetensi kerja yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) diakui negara lain," ujar dia.
Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata juga sudah membentuk National Tourism Professional Board (NTPB) atau tim pariwisata nasional dalam rangka mendukung kesepakatan bersama antar negara di ASEAN untuk memfasilitasi pergerakan tenaga kerja profesional di sektor pariwisata, dimana salah satunya adalah pelaku event.
Meski demikian, standar yang ditentukan di Indonesia dengan standar yang disepakati oleh negara-negara di kawasan ASEAN belum selaras.
"Makanya saya sangat mendorong untuk teman-teman ikuti pelatihan, ayo ikut pelatihan. Habis pelatihan, kita sertifikasi," ujarnya.
Baca juga: Menekraf-Ivendo bahas potensi penyerapan tenaga kerja industri event
Dalam acara yang sama, Area Director Singapore Tourism Board (STB) Hafez Marican menyatakan bahwa EO asal Indonesia cenderung sibuk dengan event-event domestik dan kurang melirik pasar global.
"Yang saya lihat di Indonesia, fokusnya untuk acara-acara EO, fokusnya masih domestik. Saya tahu, pasarnya besar, sangat besar. Itulah kenapa fokusnya masih di domestik. Tapi yang jangan lupa pasar di internasional itu juga sangat besar," kata Hafez.
Ia menilai kemungkinan kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia menjadi salah satu penyebabnya.
Hal lain yang disampaikan yakni banyak korporat-korporat asal Singapura yang ingin mengadakan event di Indonesia atau ikut dalam event yang diselenggarakan. Sayangnya, tim EO kurang memiliki kompetensi dalam mengatur hal tersebut.
"Jadi mereka ingin menjelajahi pasar di Indonesia, tapi mereka tidak tahu apa acara itu, acara mana yang akan diikuti," ujar Hafez.
Hafez mengatakan akan lebih baik jika setidaknya Indonesia mempunyai satu situs resmi yang memuat informasi soal ragam kegiatan yang akan terselenggara beserta cara untuk bisa datang ke lokasi.
Baca juga: IVENDO dan IPOS dorong penerapan EO Hijau bagi penyelenggara acara
Baca juga: IVENDO prediksikan Juni jadi periode penyelenggaraan acara tertinggi
Baca juga: Dewan IVENDO usulkan Hari Nasional untuk pekerja event lokal
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025