Ketahui bahaya dan tanda-tanda kehamilan ektopik

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Dokter mengungkapkan kehamilan ektopik patut diwaspadai karena mampu membahayakan nyawa.

“Kehamilan ektopik dianggap sebagai keadaan darurat medis. Jika tidak terdeteksi atau tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan pecahnya tuba falopi, yang menyebabkan pendarahan internal, syok, dan bahkan kematian. Diagnosis yang tepat waktu dan intervensi medis atau bedah sangat penting untuk menyelamatkan nyawa ibu,” kata konsultan ginekolog dan ahli bedah laparskopi RS Yashoda, Hyderabad Dr. Lepakshi Dasari dikutip dari Hindustan Times, Selasa.

Kehamilan ektopik adalah kondisi darurat medis yakni sel telur yang dibuahi menempel di luar rahim.

Baca juga: Kiat beri dukungan untuk kehamilan yang aman secara emosional

Baca juga: Cegah diabetes selama kehamilan dengan pola makan bergizi seimbang

Menurut Lepakshi sel telur yang dibuahi paling sering menempel di tuba falopi, serta dapat menempel juga di serviks atau rongga perut, merupakan tempat yang tidak mendukung perkembangan janin.

“Kehamilan ektopik, meskipun jarang terjadi, hanya terjadi pada 1–2 persen dari semua kehamilan, dapat mengancam jiwa jika tidak terdiagnosis dan tidak diobati,” tambah dia.

Adapun tanda-tanda awal kehamilan ektopik meliputi rasa sakit yang tajam dan menusuk di perut bagian bawah, panggul, bahu, atau leher, pendarahan vagina baik ringan atau berat, nyeri saat buang air kecil dan buang air besar, pusing, lema hingga pingsan karena pendarahan dalam, hingga pecah tuba falopi yang merupakan kondisi darurat yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan medis segera.

Sementara penyebab kehamilan ektopik adalah penyakit radang panggul yang menyebabkan peradangan dan penyumbatan pada saluran tuba, jaringan parut yakni dari operasi atau infeksi sebelumnya yang dapat menghambat pergerakan sel telur, serta masalah kelainan bawaan pada organ reproduksi.

Faktor risiko juga turut mempengaruhi kondisi ini, yang meliputi usia saat hamil di atas 35 tahun, memiliki riwayat kehamilan ektopik, operasi panggul atau perut sebelumnya, merokok, perawatan kesuburan, penyakit endometriosis, penyakit menular seks misalnya klamidia hingga gonore, konsepsi dengan IUD atau pasca ligasi tuba.

Kehamilan ektopik tidak selalu dapat dicegah, namun risik dapat dikurangi dengan pemeriksaan ginekologis rutin untuk mendeteksi infeksi atau masalah struktural, berhenti merokok untuk meningkatkan kesehatan reproduksi, praktikkan seks aman untuk cegah infeksi menular seksual (IMS), pengobatan IMS dini untuk hindari kerusakan jangka panjang.

Baca juga: Kenali "postpartum depression" untuk pencegahan sejak dini

Baca juga: Dokter: Waspadai faktor risiko gagal jantung pada masa kehamilan

Read Entire Article
Rakyat news | | | |