Kemenbud miliki manajemen talenta yang sejalan dengan seni tari

14 hours ago 5

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan bahwa, Kementerian Kebudayaan telah memiliki program manajemen talenta kebudayaan yang sangat relevan dengan pengembangan seni tari.

"Program ini bertujuan membangun jalur pengembangan ekosistem seni, terutama tari, melalui pendampingan, pelatihan, serta pelibatan masyarakat," ujar Menbud dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Ia juga menyoroti pentingnya mendukung sanggar-sanggar kecil di berbagai daerah yang menjadi ujung tombak pelestarian budaya, serta mendorong penyelenggaraan pertunjukan berkala yang melibatkan masyarakat luas.

Baca juga: Ratusan penari ramaikan Tulungagung World Dance Day di Tugu Kartini

Integrasi tari ke dalam sektor lain seperti pariwisata, pendidikan, dan diplomasi budaya juga menjadi bagian dari strategi yang diusulkan.

"Saat ini terdapat tujuh institut seni yang tersebar di sejumlah wilayah, seperti di Solo, Yogyakarta, Aceh, Bandung, Padang Panjang, Bali, dan lainnya. Harapannya, pendidikan seni dapat menjadi motor penggerak untuk memperluas distribusi budaya secara merata, tidak hanya terpusat di Pulau Jawa atau kota-kota besar," jelasnya lagi.

Lebih lanjut, ia menyampaikan perlunya regulasi pendanaan budaya dan kolaborasi antar-kementerian termasuk Kementerian Kebudayaan, Pendidikan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif untuk memperkuat ekosistem ini.

Baca juga: Kompetisi tari iForte wadah generasi muda ekspresikan kreativitas seni

Fadli menegaskan pentingnya kolaborasi lintas institusi dan dukungan kebijakan dalam membangun ekosistem seni tari yang berkelanjutan di Indonesia.

"Ada harapan bahwa seni tari Indonesia dapat dikenal secara internasional dan menjadi bagian dari kontribusi budaya global," ujarnya pula.

Koreografer dan Pendiri Yayasan Seni Tari Indonesia, Hartati memaparkan sejumlah tantangan yang dihadapi ekosistem tari di Indonesia, termasuk akses pengetahuan yang tidak merata, dominasi program inkubator di Pulau Jawa, serta kurangnya jembatan antara festival besar dan seniman pemula.

"Tantangan utama adalah keberlanjutan program dan pentingnya jejaring antar-wilayah serta institusi. Yayasan juga berupaya menghindari sentralisasi seperti misalnya memandang Jakarta sebagai barometer, dengan mendorong ekspresi lokal yang dikemas secara kontemporer," ujar Hartati.

Baca juga: Sanggar seni Buleleng penampil terbaik festival budaya di Malaysia

Baca juga: Seribuan warga Desa Yosomulyo Banyuwangi atraksi tari kolosal

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |