Fadli Zon ingin pameran Young Artist dorong anak muda jadi pelukis

6 hours ago 4

Gianyar, Bali (ANTARA) - Menteri kebudayaan Fadli Zon mengatakan pameran lukisan di Neka Art Museum dan House of Arie Smit, Ubud, Provinsi Bali dengan tema "Young Artist Style - Mazhab Revitalization Now and Forever" dapat mendorong generasi muda untuk menjadi pelukis kelas dunia.

"Pameran lukisan karya anak-anak didik Arie Smit, seorang pelukis dan mantan tentara Belanda, telah berhasil dipamerkan di mancanegara. Semoga pameran lukisan ini bisa mendorong anak-anak muda untuk menjadi pelukis kelas dunia," kata Fadli Zon yang disampaikan melalui sebuah video saat acara pembukaan pameran lukisan di Neka Art Museum, Ubud, Kabupaten Gianyar, Sabtu malam.

Arie Smit datang ke Bali tahun 1956. Ia kemudian mendirikan sanggar lukis di Ubud dengan nama Young Artist. Banyak anak di Desa Penestanan, Ubud, belajar melukis di sanggar Young Artist.

Tahun 1962, lukisan karya anak-anak sanggar Young Artist dipamerkan di kedutaan Italia di Jakarta dan semua lukisan habis terjual.

Tahun 1964, karya lukisan anak-anak sanggar Young Artist melakukan pameran di Museum of Modern Art San Francisco dan juga di Hamburg, Jerman.

Seorang pelukis I Gusti Agung Ngurah KK yang lukisannya dipamerkan di mancanegara, terutama di Austria menceritakan bagaimana bisa menjadi anak murid Arie Smit.

"Suatu hari, dekade 1960-an, saya dan ibu pergi ke sawah. Di tengah perjalanan, bertemu dengan Arie Smit. Ia bicara dengan ibu saya dan minta izin untuk bicara langsung dengan saya," kata I Gusti Agung Ngurah KK.

Baca juga: Budayawan Agung Rai usulkan jalan di Ubud-Bali gunakan nama pelukis
Baca juga: Menbud: Kebudayaan jadi kekuatan untuk promosikan perdamaian dunia

Arie Smit bertanya apakah saya mau belajar melukis. "Saya jawab mau sekali," kata I Gusti Agung Ngurah KK.

Arie Smit meminta I Gusti Agung Ngurah KK datang ke sanggar Young Artist. Di sana sudah disiapkan peralatan melukis.

"Berkat pendidikan dan gemblengan Arie Smit, saya menjadi pelukis dan bisa pameran di berbagai negara. Jika tidak ada Arie Smit, sudah pasti saya hanya seorang petani," tambah I Gusti Agung Ngurah KK.

Pameran lukisan ini digagas oleh Direktur Neka Art Museum PM Kardi Suteja.

"Selain pameran lukisan karya para pelukis Young Artist, juga menghadirkan serangkaian kegiatan pendukung yang bertujuan untuk memberdayakan komunitas seni," kata Kardi Suteja.

Di antaranya, terdapat sesi workshop kreatif, lomba-lomba, serta forum tanya jawab langsung dengan para seniman.

Kegiatan-kegiatan ini dirancang untuk memberikan ruang bagi diskusi mendalam serta pertukaran ide kreatif antara peserta, akademisi, dan praktisi seni.

Pada pembukaan pameran tampak hadir rektor ISI Bali Prof I Wayan Kun Adnyana, perwakilan kedutaan besar China dan Malaysia, dan beberapa murid Arie Smit di antara nya I Nyoman Tjakra, I Ketut Saki, I Wayan Pugur, I Gusti Agung Ngurah KK, I Ketut Tagen, I Wayan Tembles, dan I Made Dunia.

Baca juga: BTB gandeng pelukis China untuk promosikan pariwisata Bali
Baca juga: Narasi jadikan karya seni lebih mahal

Pewarta: Adi Lazuardi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |