Markas PBB, New York (ANTARA) - PBB, 5 Juni (Xinhua) -- Program bantuan kelolaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang telah terbukti berjalan dengan baik masih tetap terhambat meskipun penangguhan skema bantuan baru untuk Gaza yang didukung Israel memasuki hari kedua, kata lembaga kemanusiaan PBB pada Kamis (5/6).
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) mengatakan pasokan terus mengalir ke perlintasan Kerem Shalom/Karem Abu Salem dari sisi Israel, namun sangat terbatas untuk masuk ke Gaza. Perlintasan tersebut merupakan satu-satunya titik bantuan PBB yang diizinkan oleh Israel.
"Hari ini (Kamis), hanya 20-an truk bermuatan pasokan, sebagian besar bantuan makanan serta beberapa pasokan kesehatan, yang dikirim ke sisi Israel Kerem Shalom, jumlah yang mencerminkan batas yang diberlakukan oleh otoritas Israel," kata OCHA.

Tidak ada angka pasti mengenai jumlah truk yang diizinkan untuk mengambil muatan dari 20 kendaraan yang mengangkut pasokan ke Gaza untuk didistribusikan oleh PBB kepada masyarakat setempat.
Organisasi baru yang dikelola oleh Amerika Serikat (AS), Gaza Humanitarian Foundation (GHF), membawa bantuan ke beberapa pusat distribusi yang dimiliterisasi, yang sering kali jaraknya jauh dari masyarakat setempat. Cara itu berbeda dengan apa yang digambarkan oleh para pejabat PBB sebagai metode yang tepat dan teruji untuk banyak titik distribusi di masyarakat setempat.
Sistem PBB tersebut mencegah ribuan orang berdesak-desakan saat menerima bantuan. Awal pekan ini, sejumlah warga Palestina dilaporkan tewas saat mencari bantuan di beberapa titik distribusi baru yang dimiliterisasi.
OCHA menyatakan setelah 80 hari blokade penuh terhadap masuknya bantuan dan pasokan lainnya, warga di Gaza menderita kelaparan.
"Hal ini menuntut pembukaan segera semua perlintasan dan memungkinkan akses tanpa hambatan bagi sejumlah organisasi kemanusiaan untuk memberikan bantuan dalam skala besar, melalui berbagai rute, dan ke semua daerah di mana orang-orang membutuhkan bantuan," sebut OCHA.

Kantor tersebut mengatakan mitra-mitra bantuannya melaporkan bahwa lebih dari 90 persen keluarga di Gaza tidak memiliki uang tunai yang dibutuhkan untuk membeli makanan yang masih tersisa di pasar. Daging, susu, sayuran, dan buah hampir tidak ada dalam menu makanan masyarakat, dan telur sekali lagi menghilang dari pasar.
Menurut OCHA, otoritas Israel terus menolak pergerakan kemanusiaan pada Rabu (4/6) yang membutuhkan koordinasi. Dari 16 upaya untuk mengoordinasikan pergerakan semacam itu, lima di antaranya ditolak, termasuk pengangkutan air, pengambilan pasokan nutrisi, dan relokasi stok bahan bakar.
Kantor tersebut menyatakan enam misi lainnya gagal, baik karena hambatan atau karena lembaga penyelenggara harus membatalkannya, yang biasanya terjadi karena alasan keamanan atau logistik. Lima misi lainnya berhasil diselesaikan. Misi-misi tersebut memungkinkan para mitra untuk melakukan pemeriksaan terhadap anak-anak yang mengalami malanutrisi, menyediakan layanan medis, dan melakukan asesmen. Namun, tidak ada satu pun yang melibatkan pengiriman pasokan.
OCHA mengatakan jumlah pasokan dari upaya bantuan sebelumnya telah berkurang drastis.
"Pekan ini, para mitra yang bekerja di bidang ketahanan pangan melaporkan bahwa 14 mitra, di antaranya hanya mendistribusikan sedikit di atas 250.000 makanan setiap harinya," ungkap OCHA.
OCHA menambahkan "Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 1 juta makanan yang didistribusikan setiap hari pada akhir April lalu. Setengah dari dapur umum di Gaza terpaksa berhenti memasak karena kurangnya pasokan atau adanya perintah mengungsi."

OCHA melaporkan bahwa otoritas Israel pada Rabu kembali mengeluarkan perintah untuk mengungsi, yang mencakup 54 lingkungan permukiman di tiga kegubernuran, yaitu Gaza Utara, Gaza, dan Deir el-Balah. Hal tersebut merupakan perintah kedua yang dikeluarkan untuk wilayah yang sama, yang mewakili sepertiga dari Jalur Gaza
"Secara keseluruhan, sejak eskalasi pertempuran baru pada Maret, militer Israel mengeluarkan 35 perintah pengungsian, memaksa lebih dari 640.000 orang mengungsi lagi, hampir sepertiga warga Palestina di Gaza," kata kantor tersebut.
Mitra layanan kesehatan memperingatkan bahwa berbagai fasilitas kesehatan terus diserang. Kantor kemanusiaan itu menegaskan kembali bahwa warga sipil dan fasilitas perawatan kesehatan harus selalu dilindungi.
OCHA memaparkan lebih lanjut bahwa bahan bakar, generator, dan suku cadang harus diizinkan masuk ke Gaza untuk memulihkan akses yang aman dan tanpa hambatan ke pasokan air.
Di bidang pendidikan, para aktivis kemanusiaan mengatakan kolega mereka di Gaza melaporkan bahwa ratusan ruang belajar terpaksa menghentikan kegiatan belajar mengajar karena kondisi tidak aman atau kurang pendanaan. Lebih dari 200.000 siswa dan 5.000 guru terkena dampaknya,
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025